.quickedit{display:none;}

Jumat, 06 November 2015

Hujan Abu di Gunung Rinjani

Gunung Rinjani merupakan gunung berapi yang berada di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat yang termasuk bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani. Gunung ini memiliki ketinggian 3.726 meter diatas permukaan laut ( mdpl ), Rinjani merupakan gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia setelah Gunung Kerinci, Sumatera. 

Karena keindahan pemandangannya yang mendominasi sebagian besar Pulau Lombok Utara, Rinjani menjadi tujuan sebagian besar para petualang dan pencinta alam. Mengingat untuk bisa sampai menuju puncak mebutuhkan perjuangan juga fisik yang kuat, menjadi kebanggaan tersendiri bagi para pendaki yang bisa mencapai puncak Rinjani.

Gunung Rinjani

Antusias para pendaki di seluruh nusantara untuk mendaki gunung Rinjani sangat besar bahkan pendaki mancanegara tak jarang ditemukan saat mendaki, ini dibuktikan dengan meningkatnya pengunjung yang melakukan pendakian tiap tahunnya. Bahkan setiap tahunnya kegiatan pendakian besar - besaran juga diadakan oleh komunitas pencinta alam di seluruh nusantara, kegiatan yang sering disebut dengan " Tapak Rinjani " ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus sebagai perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia. Kegiatan ini di dominasi oleh para pelajar dan mahasiswa.

Namun saat ini Gunung Rinjani tidak bisa di daki dikarenakan pada pagi hari di tanggal 3 November meletus,  tinggi letusan yang mencapai 3.500 mdpl atau sekitar 1.000 meter di atas Kawah Barujari mengakibatkan hujan Abu di sekitaran wilayah pulau Lombok, Bali dan Banyuwangi. Status Gunung Rinjani memang sudah dalam status waspada level II sejak tanggal 25 Oktober. Selain hujan Abu, meletusnya Gunung Rinjani juga mengakibatkan beberapa bandara harus menghentikan operasinya termasuk Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali . Selain itu, dilarang melakukan aktifitas dlam radius 3 km dari kawah Gunung Barujari yang berada di dalam Kaldera Rinjani.

Letusan Gunung Rinjani

Gunung Rinjani terakhir meletus pada tanggal 2 Mei 2009 setelah sebelumnya juga pernah mengalami letusan - letusan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar